Powered By Blogger

Sabtu, 23 Maret 2013

aku dan diriku

ada sesosok siluet dalam tirai yang berayun-ayun
siapa dia? tanyaku dalam diam
siluet itu tak sekalipun menoleh, hanya sekedar bergumam : aku bukan siapa-siapa.
jawabnya, seakan anginlah yang mengantarkan desir suaranya padaku.
aku mendekat satu dua langkah.
saat aku menyadari hanya decit sepatuku saja yang ramai dalam ruangan itu, aku pun berhenti dilangkah ke tiga. tepat lurus berada di belakangnya..
aku tahu.. ia benci suara selain suara hatinya saat ini.
"jika kamu bukan siapa-siapa. maka aku tidak ada gunanya disini," lirihku. hampir-hampir menitikkan air mata.
"kenapa kamu ada? sedangkan aku tak ingin berada di sini," timpalnya, getir suaranya semakin mencekat.
aku hendak mengatakan satu hal yang begitu berat tersampir di ujung lidahku, tak bisa ku nafikkan aku pun lelah dengan badai yang tak sanggup aku selami. namun, dengan bibir bergetar, aku mengucapkannya,"hiduplah untuk yang Maha mencintaimu. jangan pedulikan manusia-manusia yang mungkin hanya menganggapmu sebagai bayangan hitam. karena yang Maha mencintaimu menguasai hati setiap orang, termasuk hati milikmu," tuturku
beberapa jenak kemudian, tirai di hadapnku semakin menghempas kencang, mencekam kami berdua dalam hening..
hening yang begitu lama,
memaksa kali saling menata satu sama lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pedas-pedas menggelitik