Powered By Blogger

Senin, 04 Februari 2013

semua berkata : peduli setan dengan aku!

aku, tak diukur dalam kemegahan kasat mata.
wujud keakuan mungkin adalah ketiadaan yang tidak ada.
seperti apa, tak ada gambaran yang pasti.
meskipun  aku yang satu, terbagi-bagi dalam bejana-bejana.
tak ada yang tahu itu, semua termasuk aku, mungkin sampai hari ini.
mereka sibuk dengan ego yang membutakan keakuan mereka untuk sedikit mengumbar cinta.
bahkan ego yang menutupi keberadaan aku, tak elak membuat mereka salah menempatkan cinta.
cinta, bukan ruang sempit yang hanya terbata untuk beberapa dari mereka saja.
tapi, ia seluas tempat mereka berpijak yang mampu merangkul semuanya.
semuanya, tanpa terkecuali.
meneropong cinta dengan aku, maka kau takkan melihat cinta separsial garis lurus yang egois.
melainkan sebuah dimensi  luas, ujung temboknya terlihat memiliki batas.
namun, sebenarnya tidak.
aku mencoba menilik aku yang bahkan belum kutemukan dalam bejanaku sendiri.
sedikit ku gambarkan..
aku, bukan bentukan wajah dengan dagu melikuk
yang dihiasi sepasang bola mata bundar dengan sinar pada biji mata dan diantaranya ada hidung bangir sempurna.
lalu sebagai pelengkap, setipis bibir berwarna kelopak mawar yang selalu basah.
aku, tak bisa dimaknai hanya dengan memandangi kaca bejana yang memantulkan terik matahari, membutakan mata kepala.
tapi, coba angkat bejana kaca itu.
jangan ragu menjatuhkannya ke ubin yang paling dasar.
lalu, lihat apakah ia pecah, atau hanya terdapat guratan retak kecil di beberapa bagian.
atau..
bisa jadi ia tak hancur sama sekali.
utuh!
itulah aku yang sang kekasih sangat rindukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pedas-pedas menggelitik